fmoviz.com – Film A Taxi Driver adalah salah satu film Korea yang disutradarai oleh Jang Hoon dan dinaskahi oleh Eom Yu-na. Diterbitkan pada tanggal 2 Agustus 2017 silam, diangkat dari cerita nyata dapat menggambarkan semua kejadian sangat mengerikan ketika ‘Gerakan Demokratisasi Gwangju’. Tragedi ini sangat membekas di hati rakyat Korea disebabkan menjadi pemersatu rakyat yang saat itu telah jengah dengan pemimpin diktator disinyalir asalnya orang-orang militer. Jadi ‘Gerakan Demokratisasi Gwangju’ ini tidak serta merta meletus.
Melainkan dipicu dari kejadian sebelum-sebelumnya ketika tahun 1961, tepatnya Korea pertama kali mempunyai seorang Presiden. Pasalnya, dimana banyak sineas mengangkat gejolak di Gwangju pada tahun 1980 ke dalam layar lebar. Salah satunya dengan sutradara Jang Hoon membuat A Taxi Driver dengan mengambil sudut pandang seorang pengemudi taksi dan reporter asing yang tidak sadar berujung ikut menuliskan sebuah sejarah. Apakah kamu sudah menyaksikan film ini? Jika belum, maka bisa segera langsung menyimak sinopsis film ini.
Sinopsis Film A Taxi Driver
A Taxi Driver mengisahkan tentang seorang ayah tunggal bekerja menjadi supir taksi di Seoul, Korea Selatan. Dia bernama Kim Man-seob yang diperankan oleh aktor Song Kang-ho, Kim mempunyai seorang putri berusia 11 tahun. Sejak istrinya meninggal, dimana Kim Man Seob hidup sederhana di kontrakan dan bekerja banting tulang buat bisa menghidupi anaknya. Suatu hari, ketika Kim Man-seob sedang makan di restoran, Man Seob menerima penumpang seorang turis bersedia membayar 100.000 won atau tepatnya sekitar Rp 1,1 juta buat bisa di antar ke Gwangju, Korea Selatan.
Sementara itu, pria itu merupakan seorang reporter yang berasal dari Jerman bernama Peter (Thomas Kretschman). Peter berkunjung ke Korea agar bisa meliput kejadian yang sedang terjadi di Gwangju. Setelah bersepakat, mereka pada akhirnya pergi ke Gwangju dengan menggunakan taksi Man Seob. Kemudian, mereka sukses memasuki daerah Gwangju dengan cara Peter berpura-pura menjadi seorang pengusaha. Setibanya di Gwangju, Peter sendiri menemukan sebuah rombongan mahasiswa akan melaksanakan aksi protes.
Peter yang seorang reporter sangat bersikukuh buat bisa meliput aksi di Gwangju tersebut. Sayangnya, identitas mereka malah diketahui oleh aparat setempat dan mengakibatkan Peter menjadi buronan sanga pemerintah. Mereka tidak menyangka kalau misalnya datang ke Gwangju dapat membahayakan nyawanya. Lantas, bagaimana mereka dapat bertahan di kondisi membahayakan sekali? Maka, kamu bisa segera menyaksikannya buat bisa mengetahui ending dari film yang bertajuk A Taxi Driver.
Seperti kita ketahui bahwa, pemberontakan Gwangju sendiri terjadi pada tanggal 18-27 Mei 1980 silam, setelah Park Chung-hee, yang merupakan Presiden Korea Selatan selama 18 tahun, tewas dibunuh dan kekuasaan diambil alih oleh Jenderal militer Chun Doo-hwan. Dimana, masyarakat Gwangju turun ke jalan buat menuntut demokrasi. Perlu kalian ketahui bahwa salah satu harus diapresiasikan dari film ini adalah sinematografi A Taxi Driver sangat memukau. Kondisi panas, pada saat militer represif melepaskan tembakan ke mahasiswa, wanita, dan orang lanjut usia yang ada di jalan, tunjukkannya sangat bagus, detail dengan terlihat sangat rill.
Pengambilan gambar yang benar-benar piawai merasa seperti menyaksikan sebuah film dokumenter. Belum lagi permainan dari efek suara sukses menambah unsur dramatis pada film ini, seperti pada saat adegan berlangsung tidak ada efek suara sama sekali buat menggambarkan kehampaan dan kekosongan pada hidup karakter. Perasaan dan juga pikiran banyak bermain pada saat menyaksikan film ini. Sutradara Jang Hoon memulai A Taxi Driver sangat menyenangkan, Kim Man-seob membawa mobil sembari mendengarkan lagu-lagu nuansanya retro.
Film A Taxi Driver ini tentunya sangat jelas mengatakan kalau pahlawan sejatinya bukan cuma berbicara soal angkat senjata atau adu kekuatan menyerang lawan. Tetapi, pahlawan merupakan mereka yang membagikan nasi kepal kepada pendemo serta masyarakat sekitar, menawarkan tempat bermalam buat orang lain, dan bahkan pada saat menjadi penerjemah.