Fmoviz.com – Rumah produksi Miles Films baru-baru ini menerbitkan poster sekaligus memberikan pengumuman penayangan dari perdana film Paranoia di Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) yang kabarnya akan berlangsung di Korea Selatan selama tanggal 8 Juni hingga 18 Juli 2021 mendatang. BIFAN atau Bucheon International Fantastic Film Festival ini adalah sebuah film skala internasional yang diselenggarakan pada setiap tahunnya di Kota Bucheon, provinsi Gyeonggi. Festival tersebut pertama kali digelar pada tahun 1996 silam lho!. Nah untuk itu film bertajuk Paranoia ini bukanlah sebuah film pertama kali garapan Miles Film yang akan ditayangkan di BIFAN.
Karena sebelumnya film pendek bertajuk Tongkat Emas pada tahun 2015 silam dan AADC 2 (Ada Apa Dengan Cinta) pun sempat ditayangkan di sebuah festival bergengsi yang ada di Korea Selatan tersebut. Pada poster film Paranoia terlihat adanya empat pemain utama dari film tersebut. Dimana, mereka tersebut adalah Nicholas Saputra, Lukman Sardi, Nirina Zubir dan juga Caitlin North Lewis. Sampai saat ini belum diketahui tokoh apa yang akan mereka perankan dalam film tersebut. Untuk itu simak berikut dibawah ini ada beberapa fakta menarik mengenai film Indonesia yang akan ditayangkan di BIFAN.
Tayang Perdana di BIFAN 2021
Bucheon International Fantastic Film Festival atau BIFAN 2021 akan menjadi salah satu panggung perdana penayangan film indonesia ini. BIFAN sendiri didedikasikan buat para pecinta film thriller, horror, fantasi, misteri, dan juga fiksi ilmiah. Nah dengan begitulah film bertajuk Paranoia ini menjadi sebuah film ketiga Miles yang akan ditayangkan di BIFAN.
Keserahan Mira Lesmana
Berikutnya fakta menarik dari film bertajuk Paranoia ini adalah keserahan Mira Lesmana. Paranoia sendiri adalah bentuk keserahan dari Mira Lesmana pada saat pandemi virus corona COVID-19 ini berlangsung. Dimana, Mira Lesmana sendiri kemudian mau menuangkan seluruh emosinya dan juga kesehatannya ke dalam sebuah filmnya tersebut. “Kita mendesain sebuah cerita dengan pemikiran kalau produksinya mau dilakukan pada kondisi pandemi virus corona dan lahirlah Paranoia,” tandas Mira Lesmana dilansir dari Kompas.com. Proses produksinya juga diketahui berlangsung di tengah pandemi virus corona ini. Tepatnya pada bulan November 2020 selama 27 hari dengan adanya aturan protokol kesehatan yang sangat ketat.
Film Drama Thriller Perdana Mira Lesmana
Kalau ditarik dari belakang, Mira Lesmana sendiri enggak pernah menggarap sebuah film dengan mempunyai genre drama thriller seperti ini lho! Nah, Paranoia inilah yang akan menjadi salah satu film drama thriller perdana yang diproduksi oleh Riri Riza dan juga Mira Lesmana. “Rasanya ini merupakan waktu yang pas buat mengisahkan sebuah drama dengan warna ketegangan sebagai bentuk tanggapan terhadap kondisi seperti ini,” tandas Riri Riza dilansir dari Kompas.com. pada hari Kamis 16 Juni 2021 kemarin. “Dan saya sangat senang sebab kesempatan ini sekaligus menjadi tahapan buat Miles Films buat melahirkan karya dengan warna baru berbeda dengan film yang kita buat sebelumnya itu,”
Nah itulah beberapa fakta menarik dari film bertajuk Paranoia yang bisa Anda ketahui. Nirina Zubir sendiri sempat terkejut pada saat pertama kali menerima skenario Paranoia sebab dirinya sangat berbeda dengan film-film Miles Films sebelumnya. Nirina Zubir sudah menyaksikan film Paranoia mengaku bahwa itu sangat mengejutkan. “Sepanjang film saya dibuat tegang padahal udah tahu nih jalan ceritanya,” ucap Nirina Zubir yang dilansir dari CNNIndonesia.com. “Bangga sekali mampu menjadi bagian dari karya Riri Riza dan Mira Lesmana,” sambung Nirina Zubir yang dilansir dari CNNIndonesia.com.
Seperti yang diketahui bahwa film Paranoia adalah film yang ketiga produksi dari Miles Films umumkan setelah mereka menjumpai media pada rangka perayaan 25 tahun rumah produksi ini. Ide cerita yang disuguhkan ini datang dari produser Mira Lesmana dan juga bersama Riri Riza pada saat awal pembatasan sosial berskala besar. Hingga pada akhirnya Mira Lesmana dan Riri Riza kemudian menuliskan skenario Paranoia bersama dengan Jujur Prananto. Sampai akhirnya penulisan tersebut rampung dilanjutkan dengan tahap produksi.