fmoviz.com – Saat Dunia perfilman Bi masa kini mainstream dengan dominasi film superhero atau film franchise ke muka ternyata masih ada film alternatif yang bisa kamu tonton seperti Film horor Flux Gourmet. Film tersebut tentu saja memiliki kandungan elemen seni yang mengungkap sebuah misteri dan layak sekali untuk kamu tonton di tahun ini. Seperti halnya film dari Peter streetland sang sutradara Iconic ini yang berasal dari Inggris memilih untuk melawan arus mainstreamnya.
Strickland juga bekerja dengan kebebasan akan imajinasinya tanpa batasan apa saja. Dirinya membawa jati dirinya dalam film fluks gourmet sebagai film horor Satir artistik yang menentang status quo dunia Perfilman di masa kini. Filmnya sudah tayang sejak 24 Juni lalu dan untuk reviewnya kamu wajib ketahui dahulu seperti biasa sebelum menonton filmnya.
Review dari Film Horror Flux Gourmet yang Wajib Kamu Ketahui
Sinopsis
Film horor Flux Gourmet Emang menceritakan kita band Sonic catering Collective yang memiliki tiga personil yaitu Elle di Elle (Fatma Mohamed), Billy (Asa Butterfield), dan Lamina Propria (Ariane Labed). Band ini memproduksi koleksi suara yang asalnya dari makanan dan proses memasak seperti ASMR. Mereka bisa memenangkan kesempatan untuk tinggal selama 3 minggu lamanya di sebuah asrama bernama Sonic catering Institute yang dikepalai oleh Jan Steven.
Proses pembuatan karya mereka sudah disadari sejak awal hingga akhir dan didokumentasikan oleh seorang jurnalis bernama stun yang memiliki gangguan pencernaan hingga membuat perutnya selalu berbunyi dan sulit menahan kentut. Gangguan pencernaannya stone menimbulkan ide di dalam benak Elle di Elle, dirinya berinisiatif untuk menjadikan penyakit tersebut sebagai bahan karya untuk suara kolektifnya itu dan horor dimulai dari sini tidak ada sensor terhadap kengerian yang dilakukan oleh Ketiga orang tersebut kepada Stone.
Sinematografi yang kontras dengan alur ceritanya
Film Flux Gourmet betul-betul film yang main blowing dan pemilihan backsound serta voice over-nya juga berlawanan dengan nuansa film comical dan colorful sekali ala film komedi fiksi di tahun 70-an. Tidak hanya visualisasi yang unik tapi jalan ceritanya juga menarik dengan tema artistik karena sudah dieksekusi dengan baik. Sekilas mengingatkan kita dengan sinematografi pada film horor yang digarap oleh A24 yakni mitsumar dan mengusung tone cerah dan terang benderang sehingga berbanding terbalik dengan backsound serta narasi yang mencekam.
Kemasan filmnya memiliki sentuhan gurih yang disturbing. Film satu ini memang bukan film yang ringan banyaknya adegan yang terlalu maniak dan mengganggu namun bagi para penikmat body horor tentu saja filmnya wajib untuk dijadikan daftar tontonan kamu. Film ini banyak bikin kehilangan selera makan Jadi kurang cocok buat kamu yang tipe penonton harus ngemil!
Koprofagia dan kanibalisme
Familiar dengan colonoscopy? Kalau noskopi ini prosedur pendeteksi kelainan pada bagian usus besar dan rektum sehingga prosesnya dilakukan dengan memasukkan sebuah selang yang memiliki kamera kecil dan dimasukkan ke dalam tubuh melalui anus. Dokter kemudian bisa mengetahui luka dan penyakit pada rektum dan usus besar melalui layar yang menampilkan hasil tangkapan kamera selang colonoscopy. Kebaya nggak sih kalau proses itu ditayangkan melalui layar besar seperti nonton bioskop?
Nah ada cuplikan adegan ketika Stone yang memiliki masalah pencernaan menjalankan colonoscopy bersama dokter Dr. Glock (Richard Bremmer). Kolonoskopi yang satu itu ditayangkan live dan disaksikan oleh banyak orang sehingga para penonton dengan perasaan jijik maka mereka adalah para penderita sindrom Pica seseorang yang hanya tertarik dengan memakan sesuatu yang bukan makanan seperti makan pensil, sabun, daging manusia bahkan kotoran manusia ataupun hewan. Spesifik bagi kelainan pemakan kotoran makhluk lain adalah koprofagia.
Karakter yang Eksentrik
Terakhir review karakter dari Film horor Flux Gourmet yakni adanya keunikan dari nama-nama personil band-nya dan LDL sendiri nama ilmiah dari kolesterol jahat, bila Rubin merupakan zat pemberi warna pada darah dan lamina Propria adalah jaringan ikat yang kaya pembuluh darah mengandung kolagen. Selain nama, fashion style mereka juga cukup nyentrik ditambah dengan wajah tanpa ekspresi kemudian diperankan oleh guidolin Christine yang berperan dalam serial Game of Thrones. Masing-masing karakter ada spotlightnya sendiri dan keunikannya masing-masing terpapar dalam film. Penonton tetap akan dibuat hanyut akan keunikan percakapan mereka yang dibumbui humor Satir dan image yang diusung oleh pemerannya.